Budidaya sidat yang semakin diminati tidak lepas dari petensi pasar di Indonesia. Semakin tingginya populasi penduduk menjadi tanda bahwa permintaan ikan, khususnya sidat juga semakin tinggi. Maka, mengembangkan sidat sangat menjanjikan dan mendatangkan omzet yang tidak sedikit. Belum adanya teknologi atau alat pemijahan, membuat harga sidat di pasar relatif mahal.
Secara umum, mengembangkankan ikan sidat terbagi menjadi tiga, yaitu:
Tahap Pendederan I
Tahap ini adalah tahap adaptasi benih sidat, dimana sidat yang diambil dari alam dikenalkan pada ekosistem kolam/buatan, kemudian mereka akan beradaptasi dan dipeliharan di lingkungan yang baru, termasuk membiasakan pakan buatan ataupun homogen. Tujuan tahap ini adalah memperoleh benih sidat yang telah berukurang elver, dari sidat yang masih glass ell.
Pada umumnya, ada dua jenis glass ell yang digunakan yaitu A. marmorata dan A. bicolor. A Marmorata adalah glass ell yang berasal dari Tatelu dan Poso Sulawesi, sedangkan A bicolor merupakan glass ell dari Jawa khususnya pantai selatan. Berat glass ell yang ideal digunakan yaitu sekitar 0.17 gram dengan kepadatan 6 ekor per liter air.
Glass ell ini harus segera ditebar jika glass el telah beradaptasi dengan ekosistem yang baru. Pemindahan sebaiknya dilakukan pada malam hari sehingga glass ell tidak mengalami stress. Tempetratur lingkungan bisa memicu stress bila pemindahan glass ell saat siang. Aklamatisasi dulu sebelum dilakukan penebaran. Caranya dengan meletakkan plastik packing sehingga kolam pemeliharaan bisa tertutup.
Tahap Pendederan II
Tahap budidaya sidat selanjutnya adalah pendederan tahap II. Tahap ini bertujuan untuk memperoleh sidat yang berukuran fingerling atau sekitar 10 gram per ekor. Jika fingerling telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah tahap pembesaran yang juga merupakan tahap paling final.
Tahap Pembesaran
Tahap ini merupakan tahan paling akhir dalam proses budidaya sidat. Tujuannya adalah mendapatkan sidat yang siap dikonsumsi dengan berat lebih dari 200 gram per ekor. Agar hasilnya maksimal, tahap pembesaran sidat sebaiknya dilakukan di dalam bak beton yang berukuran 2 x 5 x 1.83 m, lalu yakinkan air yang dimasukkan ke dalam bak sebanyak 5 meter kubik. Lengkapi bak pembesaran dengan aerasi sedang sebagai sistem untuk aliran air. Air yang paling baik digunakan adalah air sumur, yang kemudian dialirkan melalui pralon lalu masuk ke bak pembesaran. Air harus selalu diganti, dengan presentase pergantian sebesar 300% setiap harinya. Agar suhu air bisa stabil antara 29-31 derajad Celcius, maka bak harus ditutup dengan terpal.
Potensi Pasar
Harga sidat di pasaran masih sangat tinggi. Saat ini saja, harga per kilonya mencapai 300 ribu hingga 600 ribu. Sidat sering digunakan untuk menu makanan khususnya restoran Jepang. Kandungan sidat yang sangat bergizi, yaitu memiliki kadar vitamin A dan DHA, membuat ikan ini sangat bagus bila orang-orang mampu memaksimalkan budidaya sidat.
Comments
Post a Comment