Ikan Komet, Si Cantik nan Anggun

Ikan komet atau Carassius auratus-auratus merupakan salah satu ikan hias air tawar yang sangat cantik. Banyak penggemar ikan hias yang awalnya memelihara ikan ini sebagai hobi, kemudian membudidayakan sebagai tambahan penghasilan. Sebagai bagian dari keluarga Cyprinidae, ikan ini memang memiliki corak warna yang khas dan eksotis, bergerak dengan anggun dan bisa hidup berdampingan dengan ikan lain. Tidak heran jika banyak yang menggemari ikan yang satu ini.  

Morfologi Ikan 
Ikan ini berbentuk pipih agak ramping dengan tubuh memanjang. Letak mulut berada pada ujing tengah, dan tidak seperti ikan lainnya, mulutnya bisa menyembul. Di ujung mulut terdapata sungut sebanyak satu pasang dan gigi kerongkongan sebanyak tiga baris, dan juga geraham. Tubuhnya ditutupi oleh sisi secara keseluruhan, namun beberapa varietas komet hanya tertutup beberapa sisik.

Habitat Ideal 
Ikan komet pertama kali ditemukan di China pada 1729. Habitat alami mereka adalah danau, sungai dan perairan air lambat, dan bisa menyelam ke kedalaman 20 m. Meskipun mereka tinggal di kawasan subtropis, komet bisa hidup di Indonesia dengan iklim tropis. Mereka lebih suka di perairan dengan keasaman 6.0-8.0 dan kesadahan air sekitar 5.0-19.0 dGH dan suhu lingkungan 0-41 derajad Celcius. Pakan yang paling disukai adalah serangga, krustacea dan tanaman hidup, dan detritus. Mereka lebih suka tempat yang dingin dengan vegetasi terendam.  

Reproduksi 
Ikan ini melakukan proses pemijahan secara alami pada tengah malam hingga fajar. Ketika mereka akan melakukan pemijaha, indukan komet akan mencari tempat yang rimbun, misalnya rerumputan atau tumbuhan air sehingga permukaan air bisa tertutup. Rimbunan inilah yang kemudian digunakan indukan ikan untuk menempel telur dan manambah rangsang ketika pemijahan. Telur secara alami akan menempel. Telurnya memiliki bentuk bulat kekuningan, dengan garis tengah sekitar 1,5-1,8 mm dan berat 0.17-0.2 mg per telur. Variasi berat telur ditentukan oleh ukuran dan berat induk dan umur telur. Telur menetas sekitar 2-3 hari setelah pemijahan, dan menjadi larva. Tiap larva akan membawa kantong untuk cadangan makanan, dan akan habis selama 2-4 hari. 

Larva ikan komet bisa bergerak vertikan tapi mereka cenderung menempel. Setelah 4 sampai 5 hari, larva akan menjadi kebul. Pada fase ini, ikan membutuhkan pakan tambahan. Mereka biasanya akan memakan zooplankton misalnya moina, rotifera dan daphnia. Setelah berumur 2-3 minggu, kebul menjadi burayak dengan ukuran 1 hingga 3 cm. Tiga minggu kemudian, burayak menjadi putihan dengan ukuran tubuh 3-5 cm dan berat 0.5-2.5 gram. Pada fase ini, putihan sudah siap untuk pendederan. Putihan tumbuh terus hingga tiga bulan dengan berat mencapai 100 gram. 

Siklus Hidup
Pemijahan ikan ini tidak dipengaruhi oleh waktu dan musim, jadi bisa sepanjang tahun. Tetapi, seringkali pemijahan secara alami memilih waktu awal musim hujan. Hal ini disebabkan karena tanah mengeluarkan aroma yang bisa menambah rangsangan para ikan komet.

Comments